Sejarah kota Bandung tidak bisa dilepaskan begitu saja dengan masa pendudukan kolonial Belanda.Iklim sejuk dengan jajaran pegunungan disekelilingnya merupakan daya tarik utama orang orang kolonial Belanda tinggal di Bandung.Keadaan iklim demikian mengingatkan mereka akan kampung halamannya di Belanda.Sejak masa kolonial orang orang Belanda sangat suka menghabiskan waktunya di kota ini.Hingga pada masa itu Bandung mendapat julukan sebagai Paris Van Java,hal ini cukup beralasan karena Bandung dikenal sbagai barometer fashion hingga kuliner saat itu.Tidak salah pula bila hingga kini fashion serta kuliner dikota Bandung masih menjadi daya tarik utama para pelancong yang berkunjung.
Gedung Sate |
Selama 4 tahun masa pembangunan berhasil diselesaikan bangunan utama,kantor PT Pos serta perpustakaan.Arsitektur gedung sendiri tidak lepas dari masukan maestro arsitek Belanda Dr.Hendrik Petrus Berlage,dengan ciri utama bernuansa tradisional khas nusantara. bangunan monumental ini mempesona dengan gaya arsitektur unik mengarah kepada bentuk gaya arsitektur Indo-Eropa, (Indo Europeeschen architectuur stijl). Ir. H.P.Berlage, sewaktu kunjungan ke Gedung Sate April 1923, menyatakan, "Gedung Sate adalah suatu karya arsitektur besar, yang berhasil memadukan langgam timur dan barat secara harmonis". Seperti halnya gaya arsitektur Italia pada masa renaiscance terutama pada bangunan sayap barat. Sedangkan menara bertingkat di tengah bangunan mirip atap meru atau pagoda.
Gedung Sate berdiri diatas lahan seluas 27.990,859 m², luas bangunan 10.877,734 m² terdiri dari Basement 3.039,264 m², Lantai I 4.062,553 m², teras lantai I 212,976 m², Lantai II 3.023,796 m², teras lantai II 212.976 m², menara 121 m² dan teras menara 205,169 m².Gerber sendiri memadukan beberapa aliran arsitektur ke dalam rancangannya. Untuk jendela, Gerber mengambil tema Moor Spanyol, sedangkan untuk bangunannya dalah Rennaisance Italia. Khusus untuk menara, Gerber memasukkan aliran Asia, yaitu gaya atap pura Bali atau pagoda di Thailand. Di puncaknya terdapat "tusuk sate" dengan 6 buah ornamen sate (versi lain menyebutkan jambu air atau melati), yang melambangkan 6 juta gulden - jumlah biaya yang digunakan untuk membangun Gedung Sate.
Gedung Sate |
Keindahan gedung sate dari segi arsitektur masih bisa kita nikmati hingga saat ini,terlebih pembangunan beberapa taman disekelilingnya semakin menambah cantik gedung ini.Bangunan monumental yang menjadi landmark Bandung ini sangat menginspirasi pembangunan gedung gedung lainnya di Jawa Barat.Ada pameo dikalangan pelancong bila ke Bandung belum melihat Gedung Sate seakan akan ada yang kurang.Setiap akhir pekan terutama hari jumat gedung ini bebas dikunjungi oleh masyarakat.Biasanya mereka bersantai sambil bersepeda menikmati suasana sejuk di seputaran gedung yang masih di tumbuhi oleh berbagai jenis pepohonan.
0 Comments