Bangunan ini dikenal pula dengan sebutan istana kepresidenan,berlokasi di daerah Desa Cipanas, kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.Daerah ini sendiri dinamakan cipanas,karena adanya sumber mata air panas yang berada di dalam komplek istana,dalam bahasa Sunda cipanas mengandung arti air panas.Pada awalnya bangunan induk istana ini merupakan milik pribadi seorang tuan tanah Belanda yang dibangun pada tahun 1742. Sejak masa pemerintahan Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron van Imhoff, bangunan ini dijadikan sebagai tempat peristirahatan Gubernur Jenderal Hindia Belanda.Luas areal kompleks istana ini lebih kurang 26 hektar, namun hanya 7.760 m2 yang digunakan untuk bangunan. Selebihnya dipenuhi dengan tanaman dan kebun tanaman hias, kebun sayur dan tanaman lain yang ditata seperti hutan kecil.Sejak tahun 1916 dibangun secara bertahap beberapa paviliun,oleh presiden Soekarno setelah Indonesia merdeka beberapa bangunan baru ini dinamakan paviliun Yudhistira,Bima serta Arjuna.Pada tahun 1954 bangunan ini di tambah pula dengan gedung baru yang dinamakan gedung bentol,hingga pada tahun 1983 di bangun pula paviliun baru bernama paviliun Nakula dan Sadewa.
Secara garis besar, bangunan induk yang dibangun Van Imhoff itu hingga kini masih kelihatan hampir seperti saat pertama selesai dibangun. Serambi depannya yang cukup luas itu ditutup dengan jendela-jendela kaca lebar pada kiri-kanannya untuk menahan tiupan angin dingin. Lantai serambi ditinggikan sekitar dua meter dari permukaan tanah, membuatnya terkesan lebih anggun. Didalam bangunan utama terdapat beberapa ruang seperti ruang tidur,ruang kerja hingga ruang makan yang cukup luas.Semua interior dalam ruangan di dominasi oleh kayu,selain itu terdapat juga koleksi lukisan dari para maestro seni lukis seperti Lee Man Fong, Theo Meier, Batara Lubis, Basoeki Abdullah, Rustamadji, Russel Flynt, Rudolf Bonnet, Dullah, dan S. Sudjojono. Dari serambi belakang bangunan utama kita bisa melihat dengan jelas lereng gunung Gede serta Pangrango.
0 Comments