Jawa Barat merupakan daerah yang sudah terbilang maju,namun kekayaan alamnya masih banyak yang belum terungkap serta diketahui oleh masyarakat luas.kekayaan alam ini bisa di katakan belum terjamah,penyebab nya bisa berbagai macam hal,namun yang pasti ketidak tahuan dalam mengungkap kekayaan ini bisa di jadikan sebagai alasan nya.salah satu kekayaan alam itu terdapat di sungai Citarum,sungai ini merupakan salah satu sungai yang telah ada sejak ribuan tahun lalu,di sepanjang sungai ini peradaban Jawa Barat banyak mencurahkan berbagai cerita.
Tidak jauh dari pusat kota Bandung tepat nya di daerah waduk Saguling,terdapat aliran sungai Citarum purba,di tempat ini sampai sekarang kita masih bisa melihat jejak jejak masa lampau berupa batuan batuan berusia ribuan serta jutaaan tahun.keberadaan batuan batuan ini di percaya oleh para peneliti bisa mengungkap misteri danau purba Bandung.telah banyak di lakukan penelitian di kawasan ini,terutama di lakukan oleh para ahli geologi serta arkeologi,salah satu nya berhasil mengungkap keberadaan bekas tempat tinggal manusia purba di gua Pawon.selain itu paa ahli geologi menyimpulkan bahwa dulu nya kawasan karst Citatah merupakan lautan.
Selain berbagai penelitian ini,ada sebuah kegiatan yang di namakan geotrek.Geotrek merupakan sebuah kegiatan yang di lakukan di alam terbuka,aktivitas ini meliputi pengenalan sebuah wilayah di tinjau dari berbagai aspek,baik itu geologi,biologi,ekologi,sejarah bahkan adat istiadat yang melingkupi nya.kegiatan ini banyak di lakukan oleh para peneliti dari berbagai di siplin ilmu untuk menguak misteri keberadaan suatu wilayah. Beberapa waktu lalu kami sempat melakukan geotrek di kawasan sungai Citarum lama,ternyata selain pemandangan nya eksotis kawasan ini menyimpan beberapa keunikan alam menakjubkan.perjalanan di mulai dari pintu masuk waduk Saguling.kami menyusuri jalanan setapak menaiki perbukitan menuju sebuah gua yang di namakan Sanghyang poek.
Gua Sanghyang poek terbentuk ribuan tahun lalu,sebagai akibat dari gerusan sungai Citarum lama jauh sebelum waduk Saguling di bangun.di dalam gua ini kita bisa menemukan stalaktit serta stalagmit yang masih aktif.selain itu di dalam nya kita bisa juga menemukan berbagai batuan lain nya.selanjut nya kami menyusuri aliran sungai Citarum hingga sampai ke gua purba lain nya yang di namakan Sanghyang tikoro.gua yang memilki panjang hampir 200 meter ini erat kaitan nya dengan bobol nya danau purba Bandung,namun setelah di teliti ternyata bobol nya danau purba Bandung adalah akibat surutnya air di danau tersebut ternyata akibat pembobolan erosi ke hulu punggungan Pasir Kiara dan Pasir Larang. Dari punggungan kedua bukit tersebut air mengalir melalui Citarum Lama.jadi bukan di akibatkan air nya masuk ke Sanghyang tikoro.
Keberadaan Sanghyang tikoro menurut pemandu geotrek T Bachtiar telah melahirkan kearifan lokal dalam menghargai sungai, para orangtua zaman dulu–terutama di daerah Dayeuhkolot dan Majalaya–melarang masyarakat membuang sebatang lidi pun ke aliran Citarum. Para wanita juga tidak boleh mencuci rambut dengan menggerai rambutnya di aliran sungai. “Mungkin khawatir rambut rontok atau lidi tadi hanyut hingga ke Sanghyang Tikoro. Bila terlanjur masuk maka masyarakat sekitar gua akan mendengar suara kesakitan karena kerongkongan sang dewa tersumbat. Mungkin itu cara orangtua dulu mendidik masyarakat supaya tidak buang sampah ke Citarum,” jelasnya.
0 Comments