Salah satu kearifan lokal masyarakat Pasundan yang hingga saat ini masih terus berlangsung ialah Ngabeudahkeun.Ngabeudahkeun merupakan proses membuang atau mengalirkan air dengan tujuan menguarngi debit/volume air atau bahkan mengeringkannya agar memudahkan memanen ikan.Tujuan memanen ikan ini bisa untuk dijual,dikonsumsi sendiri ataupun dipindahkan ke kolam lainnya.Proses Ngabedahkeun biasanya dilanjutkan dengan membersihkan kolam dari sampah dan lumpur untuk diisi dengan bibit ikan yang baru.Pada masa lalu proses Ngabeudahkeuntidak bisa dilakukan sembarang waktu,ada waktu waktu tertentu dilakukannya proses ini.Biasanya Ngabeudahkeun dilakukan menjelang bulan Ramadhan,ataupun ketika ada anggota keluarga yang hendak melakukan kenduri sehingga membutuhkan ikan dalam jumlah banyak.
Prosesi Ngabeudahkeun biasanya dilakukan oleh semua kalangan baik itu tua maupun muda bahkan anak anak.Mereka ramai ramai turun ke kolam yang telah kering untuk menangkap ikan.Uniknya ikan yang ditangkap biasanya ikan yang berukuran besar,sedangkan ikan yang kecil ditangkap untuk kemudian dipelihara kembali agar ukurannya besar.Hal ini merupakan bukti bahwa leluhur kita mengajarkan kepada kita untuk mengambil bahan makanan sesuai kebutuhan.Ikan ikan kecil dibiarkan hidup, untuk diambil kemudian hari, mengandung pengertian agar kita bersabar menunggu hingga saatnya tiba.Selain itu Ngabeudahkeun menjadi ajang silaturahmi semua anggota keluarga,makna silaturahmi ini sangat luas artinya dalam kelangsungan pewarisan tradisi adat istiadat.Makna lainnya yang tersirat dari Ngabeudahkeun ialah gotong royong,ini bisa kita rasakan langsung ketika proses mengambil ikan yang membutuhkan kerjasama agar ikan tersebut bisa kita tangkap,karena pada umumnya ikan yang dipelihara dikolam brgerak sangat lincah.
0 Comments