Eksotisme wilayah selatan Jawa Barat sudah tidak terbantahkan lagi,namun sayang belum merata nya pembangunan mengakibatkan potensi potensi,terutama di bidang sumber daya alam ini masih terabaikan. Bahkan sejak jaman kolonial kawasan ini merupakan salah satu sumber di bidang pertanian,terbukti dengan ada nya peninggalan pelabuhan di kawasan Pameungpeuk Garut serta Ujung Genteng Sukabumi.Kedua pelabuhan ini di sinyalir sebagai tempat mengapalkan hasil hasil bumi kawasan selatan Jawa Barat keluar negeri.Begitu juga dengan keaneka ragaman hayati di kawasan ini,pada masa kolonial Belanda banyak sekali kawasan di selatan Jawa Barat, di jadikan daerah penelitian flora fauna karena kekhasan nya yang tidak terdapat di tempat lain.Salah satu tempat yang masih bisa kita nikmati sampai sekarang,dengan keanekargaman hayati masih terjaga ialah kawasan Leuweung Sancang di Garut selatan.bbksdajabar.ksdae.menlhk.go.id
Beralih ke wilayah Cianjur Selatan,topografi nya yang memiliki kemiripan dengan Leuweung Sancang, menyebabkan di tempat ini terdapat juga salah satu tempat dengan keanekaragaman hayati yang khas.Timbul nya keinginan dari kelompok masyarakat Cidaun, Terdorong oleh keprihatinan melihat kondisi lingkungannya yang terus dirusak, warga masyarakat Cidamar Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur yang tinggal di Kota Bandung dan tergabung dalam “Ikatan Warga Tjidamar” , pada tanggal 25 April 1967 mengirim surat kepada Kepala Djawatan Kehutanan Propinsi Djawa Barat di Bandung yang isinya mengusulkan agar hutan di kompleks Bodjong Larang / Djayanti seluas l.k. 2.000 ha segera diselamatkan dengan cara dijadikan hutan tutupan.pada 6 oktober 1973 atas usaha dari masyarakat serta bantuan beberapa pihak maka lahan seluas 750 hektar resmi di jadikan daerah konservasi dengan nama Cagar Alam Bojong Larang.
Cagar Alam Bojonglarang Jayanti terletak di sebelah selatan Kabupaten Cianjur, termasuk ke dalam wilayah Desa Cidamar dan Desa Karangwangi, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur. Letak geografis kawasan Cagar Alam Bojonglarang Jayanti terletak antara 7°29’3” - 7°30’16 BT dan 107°22’6’ - 107°24’46” LS. Topografi Cagar Alam Bojonglarang Jayanti relatif datar sampai berbukit dengan ketinggian 0 – 150 m dpl. Aksebilitas menuju kesana bisa di tempuh melalui dua jalur yaitu jalur Bandung Ciwidey,Cidaun dengan jarak (± 219 Km ) maupun melalui Bandung- Cianjur-Sindang Barang Cidaun dengan jarak (± 279 Km)bbksdajabar.ksdae.menlhk.go.id
Kawasan ini termasuk ke dalam tipe hutan dataran rendah, dengan jenis-jenis vegetasi seperti kiara (Ficus globosa), laban (Vitex pubescens), sempur (Dillenia excelsa), huru (Litsea indica), ketapang (Terminalia catapa) dan lain-lain. Fauna yang terdapat di CA ini adalah owa (Hylobates moloch), kera (Macaca fascicularis), kijang (Muntiacus muntjak), kancil (Tragullus javanicus), burung julang (Aceros undulatus) dan lain-lain. Cagar Alam Bojonglarang Jayanti memilki potensi wisata berupa obyek peninggalan sejarah kerajaan Pajajaran yang terletak Sodong Parat, berupa gua batu di Blok Cijarian yang menurut masyarakat sekitar merupakan bekas Prabu Siliwangi "Nembus Bumi". Selain itu di Blok Batu Kukumbung (red. sunda = berkumpul) merupakan pelataran bekas berkumpulnya Prabu Siliwangi ketika akan diIslamkan oleh Prabu Kiansantang. Di Blok Cikawung terdapat bekas telapak kaki Prabu Siliwangi yang menurut cerita masyarakat sekitar telapak tersebut merupakan injakan telapak kaki Prabu Siliwangi karena takut saat akan dikhitan.
Potensi potensi ini sangat potensial apabila di kembangkan sebagai salah satu tempat wisata di kawasan selatan Jawa Barat,terlebih saat ini jalan lingkar selatan telah rampung.Akibat nya dengan bagus nya akses menuju kawasan ini akan menyebabkan ramai nya kunjungan pelancong.Imbasnya denyut perekonomian di kawasan ini di harapkan semakin maju.Salah satu nya tentu saja melalui sektor pariwisata.
0 Comments